- Oktober 16, 2014
Siang itu, saat matahari masih berusaha meloloskan cahayanya dari kumpulan awan hitam yang ada,
aku duduk sendiri.
Lingkungan sekitarku begitu sepi
hingga suara angin yang berhembus kencang itu terdengar jelas.
Lewat menerpa, membisikkan kata yang tak kumengerti.

ku tetap duduk terpaku dalam diam,
tak beranjak meski angin mengusirku.
tetap duduk memeluk lututku yang perlahan mulai terasa membeku.
Rambutku yang mulai memanjang pun, ikut menari mengikuti irama angin.


Siang ini begitu berbeda,
matahari hanya mengintip,
awan hitam itu merasa begitu riang hingga ia meneteskan air mata kegembiraannya.
Angin berhembus begitu kencang,
menghantam dedaunan hingga mereka menjerit kesakitan.

kubaringkan tubuhku yang makin melemah.
rerumputan hijau yang sedikit basah terasa menyejukkan.
ah, benar-benar membuatku merasa damai.

tampak jelas olehku awan-awan hitam itu.terus bergerak, saling berkejaran dalam kecerian yang sama sekali tak ku mengerti.
tetesan air yang menyerbu ini pun terlihat begitu indah
memberikan kilauan saat tersentuh cahaya
dan, walaupun berisik, suaranya tetesan ini terdengar menenangkan.

entah mengapa
yang kurasakan hanya ketenangan
kedamaian yang tak bisa kugambarkan
aku terbuai
hingga tak kusadari
aku tak kan bisa lagi kembali

0 komentar:

Posting Komentar

 

LuvhiniCha Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review