- Oktober 31, 2012 0 komentar
'melupakan' ya?
benar, sepertinya memang harus demikian.
namun,
hanya saja...
aku rasa aku tak akan mampu untuk itu.

melupakan.
semacam kata sederhana dengan ratusan juta tanya setelahnya.
menabur titik-titik keraguan.
menyebar sedikit keindahan dalam kenangan.

'lupa' ya?
benar, aku tak akan bisa.
berapa kali pun aku memerintahkan diriku,
aku akan gagal.
dan...
walaupun nantinya akan terkesan lupa,
aku akan segera ingat kembali saat setitik bagian kenangan itu datang.
maaf, hanya saja...aku memang tak bisa!

maaf,
tapi itu saran yang sulit, teman!
- Oktober 27, 2012 0 komentar
Tuhan. Tiba-tiba aku rindu dirinya.
Segala hal yang mengingatkanku tentangnya, menyeruak dalam benakku.
Saat itu, topi itu, gerakan itu,
Dan..
lagu itu. Lagu yang dia tujukan untukku.
Tak bisa kulupa. Setiap kali lagu itu terdengar. Dialah yang pertama muncul di pikiranku.

Aku tak ingin mengakui ini,
Tapi.. aku memang rindu padanya.
Apa lagi yang bisa aku katakan?
Terus melawan rasa itu hanya akan menyiksaku.
Oh Tuhan, airmataku nyaris tumpah.
Tenggorokan bagaikan tercekat, dadaku terasa sesak.
Terus mendesak airmata ini.

Bagaimana bisa aku tiba-tiba rindu padanya?
Tuhan, kalau boleh. Ingin aku bertemu dengannya sekali lagi.
Cukup satu kali saja.
Tak apa.
Tapi, sekarang dia sudah jauh berbeda.
Bukan anak laki-laki yang dulu ku kenal.
Begitu banyak hal tentangnya yang tlah terlewatkan oleh ku.
Aku bahkan tak tau apa-apa lagi.
Akankah semuanya baik-baik saja?
Saat aku bertemu dengannya nanti.
- Oktober 23, 2012 0 komentar
Bukan.
bukan hanya sekedar awan.
lihatlah! awan itu berbeda.
awan itu berwarna cokelat.
cokelat yang teduh dan menawan diantara bentangan pantulan warna samudra.
benar-benar mendamaikan pandangan.
menabur ketenangan.
aku dibawah sini, menatapnya tanpa henti.
berharap awan itu setidaknya menyapaku.
tapi, dia sama sekali tak melirik sedikit pun.
Hey awan cokelat!
sekecil itu kah aku dihadapanmu?
atau aku bahkan tak terlihat?
padahal aku disini, jatuh terduduk dalam pelukan kedua lututku.
menatapmu terpesona.
tak ku pedulikan sekitarku hanya untuk memfokuskan pandangan ku terhadapmu.
tapi kau tetap bergeming.
diam dan bergerak perlahan.
perlahan mulai menjauh tetap tanpa suara.
ketika burung-burung diatas sana menari riang menyambut tatapanku yang penuh kekaguman.
- Oktober 15, 2012 0 komentar
Aku berteriak dalam hati. kalut dalam masalah internal diri.
bisikan kata tiba-tiba terlintas.
"Bodoh! untuk apa takut menjadi dirimu sendiri?"
tapi aku masih tetap tak peduli. masih tenggelam dalam rasa yang tak kuingini.
masih belum mau menerima dan mengerti.

tekanan pun tetap datang bertubi-tubi.
menghindar! tapi tetap menghujam batin ku.
kalimat tajam yang terlontar dari hati untuk diriku,
masih belum bisa kuterima walau darah tlah mengalir melimpah.
perih, dan... menyiksa.
tak lagi indah. hatiku tlah melawan.
tak lagi senada. tak lagi seirama.
- Oktober 15, 2012 0 komentar
Satu hal ini,
hal yang dinamai Perubahan.
satu hal yang begitu membekas dan membatasi.
merubah yang biasanya selalu diketahui dan dikenal.
membawa rasa takut untuk memulai.

Dua yang biasanya satu.
kini benar-benar menjadi dua bagian yang berbeda.
tak lagi sama, tak lagi bisa menjadi satu hal yang indah.
ini dan itu.
disana dan disini.
dia dan dia.
keduanya... berharga!
butuh waktu untuk membuat mereka kembali satu.
kembali menjadi satu kesatuan yang paling berharga dan paling indah.
- Oktober 15, 2012 0 komentar
ya. memang seperti itulah aku.
cenderung tak peduli pada apapun.
bahkan, dalam hal yang sangat penting sekalipun. aku masih sempat 'tuk tak peduli.
ingin kuucapkan maaf, tapi aku rasa tak seharusnya.
karena aku tak sesungguhnya menyesali.
bukan suatu keharusan,
jikalau demikian, hanya membuatku menjadi seorang munafik.
bagaimana menurutmu?
haruskah ku ucap kata itu? walau sesungguhnya hatiku tak memiliki sedikit pun penyesalan.
- Oktober 04, 2012 0 komentar
Lihatlah ke atas!
Purnama.
Indah!
bulatan penuh bercahaya,
bersinar, seolah tersenyum.
Indah dan menawan.
Langit pun bahkan tak hitam, mereka berwarna.
langit yang tinggi itu pun seolah tercapai.
menjadi satu parabola yang menutupi dunia.
namun, kemana para bintang malam ini?
kenapa mereka tak muncul?
marahkah kepada rembulan yang lebih terang?
hingga memilih untuk tak muncul karena tlah yakin akan tersaingi indahnya?
sayang sekali, bintang-bintang itu keliru.
malam ini bahkan bisa lebih indah dengan kehadiran mereka.
bulan akan tersenyum lebih lebar bila ditemani disekitarnya.
- Oktober 04, 2012 0 komentar
Tak sulit untuk menyadari perasaan ini.
Perasaan damai nan hampa.
tak ada lagi rasa itu.
sedikitpun tak bersisa.
tanpa penyesalan,
tanpa apapun.
hanya lenyap tiba-tiba.
kemudian tal lagi menyediakan ruang kosong untuk rasa itu.
satu rasa yang disebut cinta.
 

LuvhiniCha Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review